PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Demonstrasi
merupakan salah satu metode yang menentang bagi
anak – anak karena memuaskan rasa ingin tahu anak yang besar. Metode ini
juga tepat bagi anak karena sesuai
dengan cara berpikir anak yang kongret dan meningkatkan kemampuan berpikir
kritis. Disamping itu,metode demonstrasi ini sangat membantu guru dalam
menjelaskan suatu konsep yang sulit dimengerti oleh anak apabila hanya
mengandalkan penjelasan verbal.
2. Tujuan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Mahasiswa mengetahui kosep – konsep
pengembangan perilaku dan kemampuan dasar anak usia 2 – 4 Tahun melalui metode
demonstrasi.
b. Mahasiswa mengetahui metode pengembangan
perilaku pada anak usia TK.
3. Manfaat
a. Pra pendidik mampu mengantarkan anak
didiknya agar dapat berpikir, bersikap, dan berperilaku secara terpuji dalam
kehidupan sehari – hari.
b. Pra pendidik menyadari arti pentingnya
metode pengembangan perilaku pada anak usia TK.
4. Rumusan Masalah
a.
Bagaimana konsep – konsep pengembangan
perilaku pada anak usia TK.
b.
Bagaimana metode dalam pengembangan
perilaku anak usia TK.
5. Tinjauan
Mata Kuliah
Pada mata kuliah ini anda akan mendapatkan informasi
tentang hakekat perilaku dan kemampuan dasar anak usia 3 – 4 tahun yang
meliputi pengertian dan cakupan kemampuan dasar anak usia 3 – 4 tahun. Hakekat
kempuan pengembangan dasar anak usia 3 – 4 tahun yang meliputi ; urgensi, dan
prisip pengembangan kemampuan dasar anak usia 3 -4 tahun serta pengembangan
moral, nilai agama, dan sosial emosional; serta strategi umum pengembangan
kemampuan dan perilaku anak usia 3 – 4 tahun.
|
Demonstrasi merupakan salah satu
metode yang menentang bagi anank – anak karena memuaskan rasa ingin tahu anak
yang besar. Metode ini juga tepat bagi anak karena sesuai dengan cara barpikir
anak yang konkret dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
KEGIATAN
BELAJAR I
HAKIKAT METODE DEMONSTRASI
A. Pengertian Metode Demonstrasi
Metode
demonstrasi adalah suatu strategi pengembangan dengan cara memberikan
pengalaman belajar melalui perbuatan melihat dan mendengarkan yang diikuti
dengan menirukan pekerjaan yang didemonstrasikan.
Menurut
Syaiful Bahri Djamarah, metode demonstrasi adalah matode yang digunakan untuk
memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suaru benda yang berkenaan dengan
bahan pelajaran.
B. Tujuan dan Manfaat Metode Demonstrasi
1. Manfaat
Metode Demonstrasi
Manfaat
psikologis pedagogis dari metode demonstrasi secara umum adalah sebagai berikut
:
a.
Perhatian anak dapat lebih dipusatkan
b.
Proses belajar anak lebih terarah pada
materi yang sedang dipelajari
c.
Pengalaman dan kesan sebagai hasil
pembelajaran lebih melekat dalam diri anak.
2. Tujuan Metode Demonstrasi
Demonstrasi
merupakan satu wahana untuk memberikan pengalaman belajar agar anak dapat
menguasai kemampuan yang diharapkan dengan lebih baik. Tujuan metode
demonstrasi adalah peniruan terhadap modal yang dapat dilakukan.
C. Beberapa Tema Sasaran Metode Demonstrasi
Altenatif
tema yang cocok menggunakan metode demonstrasi untuk anak usia dini antara lain
adalah sebagai berikut :
1.
Tema Binatang
2.
Tema Pakaian
3.
Tema Kebersihan, Kesehata, dan Kemampuan
4.
Tema Rumah
5.
Tema Kendaraan / Transportasi
D. Kelebihan Dan Kekurangan Metode
Demonstrasi
Adapun
kelebihan metode demonstrasi antara lain sebagai berikut :
1. Membantu anak didik memahami dengan
jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda / peristiwa.
2. Memudahkan berbagai jenis penjelasan.
3. Kesalahan – kesalahan yang terjadi dari
hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan konkret, dengan menghadirkan
objek sebenarnya dan lain sebagainya.
Beberapa kelemahan metode demonstrasi adalah sebagai
berikut :
1. Anak didik terkadang sukar melihat
dengan jelas benda / peristiwa yang akan dipertunjukan karena jumlah anak yang
banyak dalam satu kelas atau alat yang terlalu kecil sehingga metode
demonstrasi hanya efektif. Untuk sistem kelompok dan kurang efektif apabila
menggunakan sistem klasikal
2. Tidak semua benda / peristiwa dapat
didemonstrasikan
E. Rancangan Kegiatan Demonstrasi
1.
Menetapkan tujuan dan tema kegiatan
demonstrasi
2.
Menetapkan bentuk demonstrasi yang
dipilih
3.
Menetapkan bahan dan alat yang
diperlukan
4.
Menetapkan langkah kegiatan demonstrasi
5.
Menetapkan penilaian kegiatan
demonstrasi
KEGIATAN
BELAJAR II
TEKNIK
PENGEMBANGAN PERILAKU DAN KEMAMPUAN DASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN MELALUI METODE
DEMONSTRASI
A. Memperagakan – Melakukan – Menjelaskan
(Showing – Doing – Telling)
1. Memperagakan
(Showing)
Disini guru
mendemonstrasikan kemampuan yang ditujukan untuk dicapai anak agar jelas.
Rangkaian kegiatan perlu dipecah menjadi beberapa langkah yang berurutan dan
dapat diamati (observable)
2. Melakukan
(Doing)
Metode ini
diikuti dengan pengulangan tindakan oleh anak seperti yang dicontohkan guru
dengan mengikuti prosedur yang didemonstrasikan
3. Menyampaikan
/ Menjelaskan (Telling)
Sambil
memperagakan gerakan, guru perlu menjelaskan gerakan apa yang tenagah ia
lakukan secara rinci dan operasional. Hal ini akan mempermudah anak menangkap
maksud gerakan yang diperagakan guru.
B. Demonstrasi Kombinasi Dengan Ekpositori
Teknik
ini bertujuan menjelaskan suatu proses fenomena dengan cara memperlihatkan
prosesnya, yaitu suatu yang secara alamiah terjadi atau akan terjadi sebagai
hubungan sebab akibat.
C. Demonstrasi Kombinasi Dengan Sosiodrama
Teknik
ini sesuai untuk mengembangkan sosial – emosional dan moral – agama. Selain itu
teknik ini juga sesuai untuk mengembangkan bahasa anak, yaitu berbicara lancer
dan berkomunikasi.
D. Demonstrasi Kombinasi Dengan Eksperimen
Teknik
ini bertujuan untuk membuktikan suatu perunbahan sebagai sebuah sebab akibat
dari suatu tindakan. Teknik ini dekat dengan metode eksperimen karena menrupakn
satu rangkapan kegiatan dengan sesuatu yang didemonstrasikan.
E. Demonstrasi untuk Kegiatan Khusus
Metode
demonstrasi dalam kegiatan khusus / tertentu merupakn metode pendamping atau
cara pembelajaran tambahan yang diperlukan untuk mendukung kegiatan utama.
F. Demonstrasi dengan Improvisasi
Demonstrasi
berupa tingkah laku yang merupak improvisasi guru ini (tidak direncanakan)
merupakan hal yang mendukung pengembangan sosial – emosional dan moral – agama
anak.
KEGIATAN
BELAJAR III
IMPLIKASI
SERTA PENILAIAN PENGEMBANGAN PERILAKU DAN KEMAMPUAN DASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN
MELALUI METODE DEMONSTRASI
A. Implikasi Pengembangan Perilaku dan
Kemampuan Dasar Anak Usia 3-4 Tahun Melalui Metode Demonstrasi
Pembelajaran
bermetode demonstrasi dapat dirancang dengan langkah – langkah sebagai berikut
:
1.
Merumuskan tujuan dan tema
2.
Menentukan teknik / bentuk demonstrasi
3.
Menyaipakn alat dan media
4.
Menetapkan langkah – langkah kegiatan
5.
Melakukan penilaian
B. Penilaian Pengembangan Perilaku dan
Kemampuan Dasar Anak 3-4 Tahun Melalui Metode Demonstrasi
1. Penilaian
Proses
a.
Cek list / daftar isian
b.
Skala sikap
2. Penilaian
Produk
a.
Portofolio dekumentasi
b.
Showcase portofolio
|
DAN
KEMAMPUAN DASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN MELALUI METODE SOSIODRAMA DAN BERMAIN PERAN
KEGIATAN
BELAJAR I
HAKIKAT
METODE SOSIODRAMA
DAN
BERMAIN PERAN
A. Hakekat Metode Sosiodrama
Kata sosiodrama berasal dari kata, yaitu sosio dan
drama. Sosio berasal sosial, sedangkan drama ialah metode mengajar yang dalam
pelaksanaannya anak mendapat tugas dari guru untuk mendemonstrasikan suatu
situasi sosial yang mengandung suatu problem.
Sosiodrama merupakan bagian dari bermain peran,
namun berbeda dengan focus. Sosiodrama berfocus pada cara kelompok pemain itu dalam
menyelesaikan sebuah masalah, yaitu solusi alternative terhadap masalah yang
ditampilkan, dimana semua pemain berperan serta dalam menyelesaikan masalah
itu. Misalnya, permasalahan yang dihadapi penduduk kita atau masalah keluarga.
Dapat disimpulkan bahwa metode sosiodrama dalam
kegiatan pengembangan anak usia dini adalah suatu kegiatan memainkan peran
dalam suatu cerita yang menuntut kerjasama diantara pemerannya. Sosiodrama
dilakukan dengan teknik demonstrasi dimana anak-anak memainkan peran
orang-orang yang ada dilingkungan atau tokoh-tokoh dari suatu cerita.
Manfaat metode sosiodrama dalam perkembangan adalah
sebagai berikut:
a.
Menyalurkan ekspresi anak-anak kedalam
kegiatan yang menyenangkan
b.
Mendorong aktivitas, inisiatif, dan
kreatif sehingga mereka berpartisipasi dalam kegiatan bersama
c.
Memahami isi cerita karena ikut
memainkan
d.
Membantu menghilangkan rasa malu, rendah
diri, dan kemurungan pada anak
e.
Mengajarkan anak saling membantu dan
bekerja sama dalam permainan sosiodrama
f.
Menimbulkan rasa saling percaya
mempercayai satu sama lain atas kesanggupan masing-masing.
Bentuk-bentuk sosiodrama adalah sebagai berikut :
a.
Dramatisasi bebas
b.
Dramatisasi terpimpin
B. Hakekat Metode Bermain Peran
1. Pengertian
Bermain Peran
Metode bermain
peran ini dikategorikan sebagai metode belajar yang berumpun kepada metode
perilaku yang ditetapkan dalam kegiatan pengembangan.
Menurut Gilstrap
dan Martin, bermain peran adalah memerankan karakter/tingkah laku dalam
pengulangan kejadian yang diulang kembali, kejadian masa depan, kejadian yang
masa kini yang penting, atau situasi imajinatif. Anak-anak pemeran mencoba
untuk menjadi orang lain dengan memahami peran untuk menghayati tokoh yang
diperankan sesuai dengan karakter dan motivasi yang dibentuk pada tokoh yang
telah ditentukan.
2. Tujuan
dan Manfaat Bermain Peran
Fledman
berpendapat bahwa didalam area drama, anak-anak memiliki kesempatan untuk
bermain bermain dalam situasi kehidupan yang sebenarnya, melepaskan emosi,
mempraktekan kemampuan bahasa, membangun keterampilan sosial dan mengepresikan
diri dengan aktif.
3. Perkembangan
Awal Bermain Peran/simbolik dan Pola Interaksi Sosial dalam Bermain Peran
Tahap-tahap perkembangan bermain peran/simbolik :
a.
Pura-pura
b.
Pura-pura dengan dirinya
c.
Pura-pura dengan orang lain
d.
Pengganti
e.
Pura-pura dengan objek atau orang
f.
Agen aktif
g.
Urutan yang belum berbentuk cerita
h.
Urutan cerita
i.
Perancanaan
Pola interaksi sosial anak dalam bermain peran
adalah sebagai berikut:
a.
Tidak peduli
b.
Pengamat
c.
Bermain sendiri
d.
Pararel/sosial berdampingan
e.
Asosiatif/sosial drama
f.
Sosial bekerja sama
Menurut Fein dan Smilansky, dalam bermain peran anak
menggunakan simbol, seperti kata-kata, gerakan dan mainan untuk mewakilkan
dunia yang sesunggunhnya. Dalam sosipdrama, anak mengembangkan permainan
sombulik itu agar bisa bekerjasama dengan anak/pemeran lainnya.
KEGIATAN
BELAJAR II
TEKNIK
PENGEMBANGAN PERILAKU
DAN
KEMAMPUAN DASAR UNTUK ANAK USIA 3-4 TAHUN MELALUI METODE SOSIODRAMA DAN BERMAIN
PERAN
A. Metode Sosiodrama Maupun Bermain Peran
Metode
ini keduanya hampir sama dengan pelaksanaannya yaitu :
a.
Pilihlah ide cerita/tema sederhana yang
digali dari pengalaman anak.
b.
Jangan berselang waktu yang lama atara
waktu kejadian pengalaman anak, yang akan diangkat menjadi ide cerita, dengan
waktu kegiatan.
c.
Hiaslah panggung dengan peralatan
danmedia sederhana, namun mendekati benda-benda nyata.
d. Mulailah drama dengan guru menjadi
bagian didalamnya. Hal ini berguna untuk memancing anak berani berperan dan
member petunjuk secara tidak langsung.
e. Buatlah bermain drama berlangsung
singkat.
f. Jangan memaksa anak untuk ikut serta.
B. Beberapa Teknik Untuk Pelaksanaan Metode
Bermain Peran dan Sosiodrama
Teknik
untuk pelaksanaan metode bermain peran dan sosiodrama berdasarkan jumlah
personil pemain terdiri dari :
a.
Berpasangan
b.
Kelompok kecil
c.
Kelompok besar
Berdasrkan variasi kegiatan dalam pementasan terdiri
dari :
a.
Dramatisasi
b.
Operate
c.
Pantonim
Berdasarkan pengungkapan dialog terdiri dari :
a.
Direct (langsung)
b.
Indirect (tidak langsung)
Berdasarkan keterlibatan guru terdiri dari :
a.
Guru tidak terlibat dalam drama
b.
Guru terlibat dalam drama
C. Teknik Pengembangan Perilaku dan Kemampuan
Dasar Melalui Metode Sosiodrama
Teknik-teknik
yang dapat dilakukan dalam sosiodrama untuk membangun ke-3 kemampuan diatas
adalah sebagai berikut :
a.
Ide cerita berdasrkan kolaborasi guru
dan anak
b.
Tentukan scenario yang tidak terlalu
ketat
c.
Dualog yang spontan
d. Adakan latihan dan membuka kesempatan
berkomentar secara informal atara guru dan anak-anak
e.
Mintalah pendapat anak tentang karakter tokoh yang diperankanya
f.
Adakan diskusi bersama usai pementasan
D. Teknik Pengembangan Perilaku dan Kemampuan
Dasar Melalui Metode Bermain Peran
Berdasarkan
urian diatas maka untuk mendukung aspek-aspek perkembangan dapat digunakan
teknik-teknik sebagai berikut :
a.
Sediakan variasi alat-alat dan media
pendukung yang memberikan inspirasi
b.
Berikan kesempatan dan waktu yang luas
untuk bebas anak bereksplorasi, terutama di sentra bermain drama
c.
Mendukung tindakan anak dengan
memberikan komentar atau pertanyaan pancingan dari guru
d.
Guru mendampingi dan bermain bersama
anak
e.
Menggunakan music
f.
Menggunakan boneka dan wayang
g.
Teka-teki dengan story telling
h.
Meniru atau memetics
KEGIATAN
BELAJAR III
IMPLIKASI
SERTA PENILAIAN PERKEMBANGAN PERILAKU DAN KEMAMPUAN ANAK USIA 3-4 TAHUN MELALUI
METODE SOSIODRAMA DAN BERMAIN PERAN
A. Implikasi Pengembangan Perilaku dan
Kemampuan Dasar Melalui Metode Sosiodrama
Langkah-langkah
pelaksanaan kegiatan sosiodrama secara umum tidak terlepas dari teknik apa yang
hendak dipakai, langkah-langkah sosiodrama dapat diikuti sebagai berikut :
a.
Guru merancang situasi yang mendukung
konflik dan mewujudkan secara lisan dan tulisan
b.
Guru memberikan briefing, keterangan
tingkas tentang masalah, peran, karakter, dan waktu pembagian (urutan) waktu.
c.
Pilih anak-anak yang sesuai dengan
karakteristik peran.
d.
Scenario direncanakan terlebih dahulu
e.
Siapkan peralatan, kostum, dan topeng
f.
Buatlah sedemikian rupa agar penonton
benar-benar memberikan perhatian
B. Implikasi Pengembangan Perilaku dan
Kemampuan Dasar Melalui Metode Bermain Peran
Langkah-langkah
pelaksanaan kegiatan bermain peran adalah sebagai berikut :
a.
Pilihlah sebuah tema yang akan dimainkan
(diskusikan Kemungkinan-kemungkinan dan urutan waktu dengan anak)
b.
Buatlah rencana atau scenario/naskah
jalan cerita
c.
Buatlah scenario kegiatan yang fleksibel,
dapat diubah sesuai dengan dinamika yang terjadi dan mencakup berbagai ragam
aspek perkembangan anak(keaksaraan, Matematis, sains terpadu, sosial, dan
kegiatan)
d.
Sediakan media, alat dan kostum yang
diperlukan dalam kegiatan
e.
Apabila memungkinkan buatlah media/alat
dari bahan daur ulang, jadilah guru yang kreatif
f.
Guru menerangkan teknik bermain peran
dengan cra yang sederhana, apabila kelompok murid baru untu pertamakalinya
diperkenalkan dengan bermain peran, guru dapat memberikan contoh satu peran
g.
Guru memberikan kebebasan bagi anak
untuk memilih peran yang disukainya
h.
Jika bermain peran untuk pertama kali
dilakukan sebaiknya guru sendirilah yang memilih siswa yang kiranya dapat
melaksanakan peran-peran itu
i.
Guru menetapkan peran pendamping (anak
didik yang tidak turut bermain peran)
j.
Dalam diskusi perencanaan, guru
memberikan kesempatan pada anak (dengan teknik curah pendapat/brainsterming)
waktu merancang jalan cerita dan ending cerita
k.
Guru menyarankan kalimat pertama yang
baik diucapkan oleh pemain untuk memulai
l.
Anak bermain peran
m.
Diakhir kegiatan, adakan diskusi untuk
mengulas kembali nilai-nilai dan pesan yang terkandung dalam bermain peran
untuk teladani anak
n.
Khusus disentra drama, buatlah
praperencana dat setting tempat yang mendukung untuk 2-4 minggu
o.
Settinglah tempat bermain peran dengan
gambar-gambar dan dekorasi yang mendukung jalan cerita
Baik metode drama sosiodrama maupun bermain peran
mencapai tujuannya didalam proses kegiatan itu sendiri karena itu, penilaian
yang sesuai adalah bentuk penilaian proses dengan teknik observasi.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
makalah yang telah kami paparkan diatas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Metode demonstrasi adalah suatu strategi
pengembangan dengan cara memberikan pengalaman belajar melalui perbuatan
melihat dan mendengarkan yang diikuti dengan menirukan pekerjaan yang
didemonstrasikan.
2. metode sosiodrama dalam kegiatan
pengembangan anak usia dini adalah suatu kegiatan memainkan peran dalam suatu
cerita yang menuntut kerjasama diantara pemerannya. Sosiodrama dilakukan dengan
teknik demonstrasi dimana anak-anak memainkan peran orang-orang yang ada
dilingkungan atau tokoh-tokoh dari suatu cerita
.
B. Saran
Dari
kesimpulan di atas maka kami selaku penulis dapat membarikan beberapa saran,
sebagai berikut :
Ø Metode
Demonstrasi maupun Metode Sosiodrama dapat mencapai tujuannya didalam
proses kegiatan harus sesuai dengan penilaian dan kemampuan anak didik. Dengan
cara bentuk teknik observasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Coughlin, Pamela, et al, (1997). Creating Child Centared Classrooms 3-5 Year
Old. Washington : Childern’s Resources Internasional, Inc.
Dombro, Amy Caura, Et al. (2001). The Creative Curriculum For Infonts and
Toddlers. Resived Edition. Washington : Teaching Strategi, Inc.
Erselc, Beverly. (1991). Managing The Whole Language Classroom. A Complate Teacihing Resource
Guide for K-6 Teachers. Creative Teaching Press. Inc.
Feldman, Jean R, (1997). Wonderful Rooms Where Shildren Can Bloom ! Peterborough.NH:Crystal
Springs
Her, Judy, (2001) Creative Learning Activities for Young Childern. New York: Delmar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar